Jumat, 22 Maret 2013

CHF ( gagal jantung )


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN (CHF)
DIRUANG UPJ (Unit Penyakit Jantung) RSUD Dr. KARIADI SEMARANG
 














Disusun oleh :
Joko Aji Pranoto
011241023








STIKES BHAMADA SLAWI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2012



CONGESTIF HEART FAILURE
(CHF)


Pengertian

   Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius dimana jumlah darah yang masuk dalam jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan zat makanan.terkadang orang salah mengartikan gagal jantung dengan henti jantung, jika gagal jantung adalah berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.

Penyebab
Gagal jantung disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung. Yang paling sering adalah penyakit arteri koroner menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung. Hal ini disebabkan karena miokarditis yaitu suatu infeksi yang disebabkan karena virus ataupun bakteri, diabetes  maupun kegemukan. Penyakit lain yang bisa menyebabkan gagal jantung adalah hipertensi yang bisa menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat karena harus memompa darah di dalam rongga yang sempit. Penyebab yang lain adalah kelainan pada jantung itu sendiri.

Gejala
Ò Tanda – tanda dan gejala – gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan oleh penurunan cardiac out put :

-          lelah
-          angina
-          cemas
-          bunyi jantung S3
-          oliguri
-          kulit dingin, pucat


Ò Tanda – tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri

-          Dyspneu                           - Rales paru- paru
-          Hasil X- ray memperlihatkan       - Batuk
kongesti paru- paru                    - Orthopneu


Ò Tanda- tanda dan gejala – gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel kanan :

-          Edema perifer
-          Hati membesar
-          Distensi vena leher
-           Peningkatan central venous pressure (CVP)


Patofisiologi
    Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.
Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital.
Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama :
1.      Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.
2.      Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen.
Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.

    Kegagalan ventrikel kiri
Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
1.      Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.
2.      Kongesti paru- paru.

    Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.

    Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.

    Kegagalan ventrikel kanan
Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernafas.



Diagnosa keperawatan :
1.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder penurunan GFR.
  1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.
  2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.
  3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah menurun.
  4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

Fokus intervensi keperawatan

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder penurunan GFR.

















gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.












Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.









gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah menurun.





intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil :
-        cairan dalam keadaan seimbang.
-        TTV dalam rentang normal
-        Tidak ada oedem.










Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil :
-       Oksigenasi adekuat.
-       Bebas gejala distres pernafasan 










Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil :
-   Pasien mengetahui penyakitnya.






Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil :
-   Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil :
-   Dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri.
-   Menurunnya kelemahan dan kelelahan
-   Tanda vital dalam rentang normal.
Pantau haluaran urin, jumlah dan warna saat terjadi diuresis


Hitung masukan dan keluaran cairan selama 24 jam.

Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi



Kolaborasi pemberian diuretik




Auskultasi bunyi nafas

Ajarkan pasien batuk efektif, nafas dalam.


Dorong perubahan posisi sering



Kolaborasi pemberian oksigen





Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.


Kuatkan rasional pengobatan






Pijat area kemerahan atau memutih


Ubah posisi sering ditempat tidur.



Periksa tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.


Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
Haluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal.

Menentukan kehilangan cairan tiba- tiba /berlebihan

Pada gagal jantung kanan cairan dapat berpindah kedalam area peritoneal, menyebabkan asites

Meningkatkan laju urine dan menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal

Menyatakan adanya kongesti paru.

Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.

Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki/ menurunkan hipoksemia jaringan

Pasien akan memahami kondisinya dan mengurangi stress.

Pemahaman program, obat, dapat meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.

Memperbaiki sirkulasi, menurunkan tekanan pada satu area
Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan peningkatan aktivitas

Dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas.


  1. Diagnosa
Untuk memperkuat diagnosa maka dlm pemeriksaan fisik akan menunjukkan :
Denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di dalam paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat, pembengkakan perut dan tungkai.

Pengobatan
Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :
  1. mengobati penyakit penyebab gagal jantung.
  2. menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.
  3. Mengobati gagal jantung.

Ad. 1. Mengobati penyebab gagal jantung
a.  Pembedahan bisa dilakukan untuk :
         Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung
         Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung
         Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal jantung.
b. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
c.  Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
d.       Pemberian obat anti-hipertensi.

Ad. 2. Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung
Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan. Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis.
Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.
Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.
Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan.
Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.
Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah berkemih dan sebelum sarapan.
Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.

Ad. 3. Mengobati Gagal jantung
Prinsipnya adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap penyebabnya.pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan oleh dokter.










Daftar pustaka

APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby Year Book. Michigan

Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.

Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing  A nursing proces Aproach Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.

Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar