Selasa, 24 Januari 2017

DHF (DENGUE HEMORAGIC FEVER) ATAU DBD




DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)


A.    DEFINISI
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegipty. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja dan dewasa.

B.     PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikardium. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan sistem koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh aktifasi sistem koagulasi.

C.    KLASIFIKASI DHF
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
1.      Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2.      Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3.      Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ), tekanan darah menurun, ( < 120/80 mmHg)
4.      Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur, anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D.    TANDA DAN GEJALA
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dan gejala lain adalah :
-          Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
-          Asites
-          Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
-          Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

E.     MANIFESTASI KLINIS
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari Asimtomatik. Penyakit paling ringan (mild undiffrentiated febrile ilness), demam dengue, demam berdarah dengue, sampai stadium syok dengue. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan lebih banyak, tetapi pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan atau berat.
Biasanya ditandai dengan demam tinggi, fenomenan perdarahan, hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. Demam dengue pada bayi dan anak dapat berupa demam ringan ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada anak yang lebih besar dan dewasa dikenal syndrome trias dengue berupa demam tinggi mendadak, nyeri pada anggota badan (kepala, bola mata, punggung dan sendi) dan timbul ruam makropapular. Tanda lain menyerupai demam dengue yang anoreksia, muntah dan nyeri kepala.

F.     PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS
-        Trombositopeni (≤ 100.000/mm3)
-        Hb meningkat (≥ 20%)
-        Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
-        Urium dan pH darah mungkin meningkat
-        Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
-        Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.
               

E.     Penatalaksanaan
§  Medik
A.    DHF tanpa Renjatan
-          Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
-          Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
-          Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
-          Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B.     DHF dengan Renjatan

-          Pasang infus RL
-          Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )
-          Tranfusi jika Hb dan Ht turun
§  Keperawatan
  1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
-          Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
-          Observasi intik output
-          Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
-          Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
-          Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

  1. Resiko Perdarahan
-          Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
-          Catat banyak, warna dari perdarahan
-          Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

  1. Peningkatan suhu tubuh
-          Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
-          Beri minum banyak
-          Berikan kompres

 

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF

        Pengkajian
-          Kaji riwayat Keperawatan
-          Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan  ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

Diagnose Keperawatan
1.      Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
2.      Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan
4.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
5.      Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

Perencanaan
1.      Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
2.      Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat
3.      Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal
4.      Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
Implementasi
1.      Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
-          Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
-          Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun
-          Mengobservasi dan mencatat intake dan output
-          Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
-          Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh
-          Mempertahankan intake dan output yang adekwat
-          Memonitor dan mencatat berat badan
-          Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
-          Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss / IWL )

2.      Perfusi jaringan Adekwat
-          Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )
-          Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna )
-          Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3.      Kebutuhan nutrisi adekwat
-          Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
-          Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi 
-          Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
-          Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
-          Mempertahankan kebersihan mulut pasien
-          Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk penyembuhan penyakit
 4.      Mempertahankan suhu tubuh normal
-          Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
-          Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
-          Lakukan “ tepid sponge”  ( seka ) dengan air biasa
-          Tingkatkan intake cairan
-          Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5.      Mensupport koping keluarga Adaptif
-          mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress
-          Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
-          Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan

G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
-          Rumah selalu terang
-          Tidak menggantung pakaian
-          Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
-          Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
-          Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES
-          Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
-          Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
-          Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
-          Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan


DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995

Darwis, D. 2004. Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak. Jakarta : Sari Pediatri
Depkes RI. 2005. Pedoman Tata Laksana Klinis Infeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Doengoes, E. Marilin. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267 




 





 






























 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar