Jumat, 03 Februari 2017

ASKEP TB PARU



KONSEP DASAR
TB PARU


A.    PENGERTIAN
1. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
     tuberculosis (Syvia A.Prices : 1995)
2. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
    Mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran
    pernafasan bagian bawah ( Hood Asegraff : 1995 )
3. Tuberkulosis adalah penyakit intensius yang disebabkan oleh basil
    Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang perenkin paru ( Brunner
    & Sudarth : 2001)

B.     ETIOLOGI (Menurut Brunner & Sudarth : 2001 )
TB Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mempunyai sifat :
-          Aerobik
-          Tahan Asam
-          Sensitif Terhadap panas dan sinar ultraviolet
-          Berbentuk batang

C.    MANIFESTASI KLINIS
Menurut Dr. Med Muhammad Amin,Ilmu penyakit Paru hal 19 manifestasi klinis dari TB Paru adalah sebagai berikut pada banyak individu yang terinfeksi tuberculosis hádala asimtomatis. Pada individu lanilla gajala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali sampai penyakit telah masuk tahap lanjut.
Manifewstasi secara umum pada orang terinfeksi tuberculosis adalah :
1.      Batuk
Timbul paling dini dan paling sering sehingga dianggap batuk biasa atau karena merokok.
2.      Dahak
Mula-mula mukoid dan sedikit,kuning hijau dan kental bila sudah terjadi pengajuan dan liquifection.
3.      Dyspneu
Merupakan proses lanjut oleh karena retriksi obstruksi saluran nafas.
4.      Keringat malam
Keringat malam umumnya bila proses telah lanjut kecuali pada orang-orang dengan vasomotor lebih labil Keringat malam bisa timbul lagi.
5.      Menggigil
Bisa terjadi bila panas badan naik cepat
6.      Penurunan berat badan

D.    PATOFISIOLOGI
Proses infeksi M.Tuberculosis pada penyebaranya yang  berbeda. Penyakit paru biasanya muncul, tetapi dapat terjadi pada daerah lain, meliputi meninges ginjal,tulang dan nodus limfe. Tampak semua penularan TB terjadi dari infeksi paru dengan adanya pelepasan organisme melalui bersin,batuk, tertawa atau pengeluaran ke udara. Saat pasien TB batuk, inti droplet yang terdapat di udara  dan dihisap orang lain. Sebagai droplet organisme dapat menyerang mekanisme perlindungan dijalan nafas dan mencapai alveoli.
Pada keadaan ini dapat dikatakan bahwa pasien mengalami infeksi primer. Organisme dilingkupi oleh makrofag nonspesifik dan disebaran dari pru melalui hematogen dan sistem limfa keseluruh tubuh. Setelah itu organisme dikenali oleh sel T dan reaksi kekebalan spesifik mulai berkembang. Sering kekebalan ini tidak membunuh mikroorganisme,tapi membuat periode laten selama beberapa bulan sampai tahun. Selama keadaan laten, organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun tidak sakit penjamu tetap terinfeksi.
Proses infeksi meskipun proses infeksi umum secara laten tidak menunjukan gejala sepanjang hidup sekitar 10 % dari mereka yang terinfeksi menjadi sakit TB.  Dengan integritas kekebalan imunoterapi, atau bertambahnya usia imunologi menjadi tidak efektif dan tepat terjadi lesi patogenik. Dengan pembaharuan pertumbuhan organisme lesi dapat tumbuh dan kavitasi mungkin timbul pada area  yang terinfeksi. Di paru kavitasi menjadi area deposit bagi bakteri TB dalam jumlah besar bersama debris dari destruksi sel dan sel imunologi lain  (Menurut Brunner & Sudarth : 2001 


 
E.    PENATALAKSANAAN
Menurut Dr. Med Muhammad Amin,Ilmu penyakit Paru hal 23 sasaran penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan gejala pulmonal dan sistemik. Untuk dapat mencegah penularan infeksi pada orang lain.
Penatalaksanaan pada TB Paru dengan melakukan pemeriksaan diagnostik yaitu :
1.      Kultur Sputum
Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit.
2.      Zietil Neel Sen ( pewarnaan tahan asam)
Positif untuk hasil tahan asam
3.      Tes Kulit Mantoux
Reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB Dorman atau infeksi yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis.
4.      Rongen Dada
Menunjukan infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru,deposit kalsium dari lesi primer yang telah sembuh / cairan dari suatu infeksi.
5.      Biopsi jaringan Paru
Positif untuk Gronuloma TB

F.     KOMPLIKASI
Menurut Slamet Suryono,2001 : 829 komplikasi dari TB Paru adalah :
1.Komplikasi Dini
a.       Pleuritis
b.      Efusi Pleura
c.       Empisema
d.      Laringitis
e.       Menjalar ke organ usus
2.      Komplikasi Lanjut
a.       Obstruksi jalan nafas
b.      Kerusakan Perenkim Berat
c.       Amiloi Dosis
d.      Karsinoma Paru
e.       ARDS (Sindrom Gagal Nafas Dewasa )

 

KONSEP  KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
Menurut Doengoes,2000 : 240 hal-hal yang harus dilakukan adalah :
1.      Aktivitas / istirahat
Gejala : - nafas pendek karena kerja
-    kesulitan tidur pada malam hari
Tanda : - Tekikardi,Takipnea/dyspnea saat kerja
-    Kelelahan otot, nyeri dan sesak
2.      Integritas Ego
Gejala : - adanya faktor strees lama
-    masalah ekonomi
-    perasaan tak berdaya
Tanda : - Menyangkal ( khusus pada tahap dini )
-    Ansietas,ketakutan,mudah terangsang
3.      Makanan dan Cairan
Gejala : - kehilangan nafsu makan
-    tidak dapat mencerna
Tanda : - Penurunan BB
-    Turgor kulit jelek, kulit bersisik , lemak subkutan hilang
4.      Keamanan
Gejala : - adanya kondisi penekanan umum
Tanda : - demam rendah sakit panas akut
5.      Interaksi Sosial
Gejala : - perasaan sosial / penolakan karena penyakit menular
Tanda : - Perubahan pola dalan tanggung jawab
6.      Riwayat Kesehatan
Gejala : - Riwayat keluarga TB
Tanda : - Status kesehatan

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.      Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas b/d adanya sekret
Kriteria hasil :
Individu akan menunjukan batuk yang efektif dalam peningkatan pertukaran gas udara dalam paru-paru.
      Intervensi :
-          Berikan pasien posisi semi fowler tinggi,bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas dalam dengan cara memaksimalkan ekspirasi pernafasan
-          Instruksikan individu untuk melakukan batuk terkontrol yang tepat
-          Pertahankan masukan cairan sedikit 2500 ml / hari kecuali kontra indikasi.
 Rasionalisasi :
-          Dengan semi fowler sekret yang menumpuk dibagian paru atas ke bawah,sehingga bagian atas akan berfungsi secara maksimal dan paru akan bebas mengembang tanpa adanya tekanan dari kosta.
-          Dengan batuk terkontrol akan menghasilkan batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret
-          Memasukan cairan yang cukup dapat mengencerkan sekret. 

          2.      Potensi terhadap infeksi b/d kurangnya pengetahuan tentang resiko patogen ( penyebab penyakit )
                  Intervensi :
-          Berikan penyuluhan tentang resiko dan patogen
-          Hindarkan pasien dari penyebab infeksi

        3. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan b/d anoreksia, sering batuk dan dyspnea
      Intervensi :
-          Tentukan kebutuhan kalori harian yang realis dan adekuat, konsulkan pada ahli gizi
-          Berikan dorongan kepada pasien untuk sedikit makan tapi sering dengan diit TKTP
      Rasionalisasi :
-          Kebutuhan pasien dapat diketahui dengan pasti dan kebutuhan terpenuhi
-          Dengan makan sedikit tapi sering dapat meningkatkan  masukan oral dan diit TKTP dapat mengganti kalori,protein yang hilang serta meningkatkan regenerasi sel yang rusak kerena infeksi.

4.      Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawat di rumah
   Intervensi :
-          kaji tingkat pengetahuan pasien
-          jelaskan pentingnya higiene diri dan lingkungan
-          Jelaskan pentingnya untuk minim obat sesuai dengan resep dokter atau sesuai dengan terapi.
 Rasionalisasi :
-          Mempermudah penyampaian informasi
-          Pasian tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain
-          Pengobatan dapat berhasil maksimal

5.      Perubahan suhu tubuh b/d  peningkatan metabolisme terhadap infeksi paru
   Intervensi :
-          Kaji perubahan suhu tubuh pasien
-          Kurangi infeksi paru
-          Kolaborasi untuk pemberian anti piretik
     Rasionalisasi :
-          Mengetahui setiap perubahan suhu tubuh
-          Agar tidak terjadi peningkatan suhu tubuh secara terus menerus
-          Untuk menurunkan suhu tubuh

6.      Kerusakan Transportasi O2 b/d intoleran aktivitas
  Intervensi :
-          Kaji respon individu terhadap aktivitas
-          Anjurkan metode penghematan energi untuk aktivitas
      Rasionalisasi :
-          Mengetahui/ identifikasi terhadap aktivitas klien
-          Energi yang dikeluarkan lebih minimal


C.    EVALUASI
Kebersihan penatalaksanaan keperawatan pada klien  tuberculosis mencakup :
1.   Mencapai jalan nafas yang paten, mampu menangani sekresi dengan memperbanyak masukan cairan, tekhnik batuk yang efektif.
2.      Menunjukan tingkat yang cukup tentang penyakit dan cara penularanya.
3.      Memenuhi progam pengobatannya
4.      Berperan aktif dalam tindakan pencegahan
5.      Bebas dari Komplikasi


DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth.2001.Text Book of Medical Surdical Nursing, Edisi 8
                   Volume 3, EGC : Jakarta
2. Doengoes,Marlyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
        Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat pasien. Alih bahasa :
         I Made Kariasa, Ni Made Suwarti, Edisi 3, EGC : Yakarta.
3. Price,Sylvia.A,1995. Patofisiologi, Edisi 4 .EGC : Jakarta
4. Danusantoso,Halim.2000.Buku Saku Ilmu Penyakit Paru.Jakarta : Hipokrates

Tidak ada komentar:

Posting Komentar