KONSEP DASAR
TB PARU
A.
PENGERTIAN
1. Tuberkulosis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (Syvia A.Prices : 1995)
2. Tuberkulosis
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis yang merupakan
salah satu penyakit saluran
pernafasan bagian bawah ( Hood Asegraff :
1995 )
3. Tuberkulosis
adalah penyakit intensius yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis yang terutama
menyerang perenkin paru ( Brunner
& Sudarth : 2001)
B. ETIOLOGI (Menurut Brunner & Sudarth :
2001 )
TB Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mempunyai sifat :
-
Aerobik
-
Tahan Asam
-
Sensitif Terhadap panas dan sinar ultraviolet
-
Berbentuk batang
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Dr. Med Muhammad Amin,Ilmu penyakit Paru
hal 19 manifestasi klinis dari TB Paru adalah sebagai berikut pada banyak
individu yang terinfeksi tuberculosis hádala asimtomatis. Pada individu lanilla
gajala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali sampai
penyakit telah masuk tahap lanjut.
Manifewstasi secara umum pada orang terinfeksi tuberculosis adalah :
1.
Batuk
Timbul paling dini dan paling sering sehingga dianggap batuk biasa atau
karena merokok.
2.
Dahak
Mula-mula mukoid dan sedikit,kuning hijau dan kental bila sudah terjadi
pengajuan dan liquifection.
3.
Dyspneu
Merupakan proses lanjut oleh karena retriksi obstruksi saluran nafas.
4.
Keringat malam
Keringat malam umumnya bila proses telah lanjut kecuali pada orang-orang
dengan vasomotor lebih labil Keringat malam bisa timbul lagi.
5.
Menggigil
Bisa terjadi bila panas badan naik cepat
6.
Penurunan berat badan
D. PATOFISIOLOGI
Proses infeksi M.Tuberculosis pada penyebaranya
yang berbeda. Penyakit paru biasanya
muncul, tetapi dapat terjadi pada daerah lain, meliputi meninges ginjal,tulang dan nodus
limfe. Tampak semua penularan TB terjadi dari infeksi paru dengan adanya
pelepasan organisme melalui bersin,batuk, tertawa atau pengeluaran ke udara.
Saat pasien TB batuk, inti droplet yang terdapat di udara dan dihisap orang lain. Sebagai droplet
organisme dapat menyerang mekanisme perlindungan dijalan nafas dan mencapai
alveoli.
Pada keadaan ini dapat dikatakan bahwa pasien
mengalami infeksi primer. Organisme dilingkupi oleh makrofag nonspesifik dan
disebaran dari pru melalui hematogen dan sistem limfa keseluruh tubuh. Setelah
itu organisme dikenali oleh sel T dan reaksi kekebalan spesifik mulai
berkembang. Sering kekebalan ini tidak membunuh mikroorganisme,tapi membuat
periode laten selama beberapa bulan sampai tahun. Selama keadaan laten,
organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun tidak sakit penjamu tetap
terinfeksi.
Proses infeksi meskipun proses infeksi umum
secara laten tidak menunjukan gejala sepanjang hidup sekitar 10 % dari mereka
yang terinfeksi menjadi sakit TB. Dengan
integritas kekebalan imunoterapi, atau bertambahnya usia imunologi
menjadi tidak efektif dan tepat terjadi lesi patogenik. Dengan pembaharuan
pertumbuhan organisme lesi dapat tumbuh dan kavitasi mungkin timbul pada
area yang terinfeksi. Di paru kavitasi
menjadi area deposit bagi bakteri TB dalam jumlah besar bersama debris dari
destruksi sel dan sel imunologi lain (Menurut
Brunner & Sudarth : 2001
E. PENATALAKSANAAN
Menurut Dr. Med Muhammad Amin,Ilmu penyakit Paru hal 23 sasaran
penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan gejala pulmonal dan sistemik. Untuk
dapat mencegah penularan infeksi pada orang lain.
Penatalaksanaan pada TB Paru dengan melakukan pemeriksaan diagnostik
yaitu :
1.
Kultur Sputum
Positif
untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit.
2. Zietil Neel Sen ( pewarnaan tahan
asam)
Positif
untuk hasil tahan asam
3. Tes Kulit Mantoux
Reaksi
yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukan TB Dorman atau infeksi
yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis.
4. Rongen Dada
Menunjukan
infiltrasi kecil lesi dini pada bidang atas paru,deposit kalsium dari lesi
primer yang telah sembuh / cairan dari suatu infeksi.
5. Biopsi jaringan Paru
Positif
untuk Gronuloma TB
F.
KOMPLIKASI
Menurut Slamet Suryono,2001 : 829 komplikasi dari TB Paru adalah :
1.Komplikasi Dini
a.
Pleuritis
b.
Efusi Pleura
c.
Empisema
d.
Laringitis
e.
Menjalar ke organ usus
2.
Komplikasi Lanjut
a.
Obstruksi jalan nafas
b.
Kerusakan Perenkim Berat
c.
Amiloi Dosis
d.
Karsinoma Paru
e.
ARDS (Sindrom Gagal Nafas Dewasa )
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Menurut Doengoes,2000 : 240 hal-hal yang harus dilakukan adalah :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : - nafas pendek karena kerja
-
kesulitan tidur pada malam hari
Tanda : - Tekikardi,Takipnea/dyspnea saat kerja
-
Kelelahan otot, nyeri dan sesak
2. Integritas Ego
Gejala : - adanya faktor
strees lama
-
masalah ekonomi
-
perasaan tak berdaya
Tanda : - Menyangkal (
khusus pada tahap dini )
-
Ansietas,ketakutan,mudah terangsang
3. Makanan dan Cairan
Gejala : - kehilangan nafsu makan
-
tidak dapat mencerna
Tanda : - Penurunan BB
-
Turgor kulit jelek, kulit bersisik , lemak subkutan
hilang
4. Keamanan
Gejala : - adanya
kondisi penekanan umum
Tanda : - demam rendah
sakit panas akut
5. Interaksi Sosial
Gejala : - perasaan
sosial / penolakan karena penyakit menular
Tanda : - Perubahan pola
dalan tanggung jawab
6. Riwayat Kesehatan
Gejala : - Riwayat
keluarga TB
Tanda : - Status
kesehatan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.
Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas b/d adanya
sekret
Kriteria hasil :
Individu akan menunjukan batuk yang efektif dalam peningkatan pertukaran
gas udara dalam paru-paru.
Intervensi :
-
Berikan pasien posisi semi fowler tinggi,bantu
pasien untuk batuk dan latihan nafas dalam dengan cara memaksimalkan ekspirasi
pernafasan
-
Instruksikan individu untuk melakukan batuk
terkontrol yang tepat
-
Pertahankan masukan cairan sedikit 2500 ml / hari
kecuali kontra indikasi.
Rasionalisasi :
-
Dengan semi fowler sekret yang menumpuk dibagian
paru atas ke bawah,sehingga bagian atas akan berfungsi secara maksimal dan paru
akan bebas mengembang tanpa adanya tekanan dari kosta.
-
Dengan batuk terkontrol akan menghasilkan batuk yang
efektif untuk mengeluarkan sekret
-
Memasukan cairan yang cukup dapat mengencerkan
sekret.
2.
Potensi terhadap infeksi b/d kurangnya pengetahuan
tentang resiko patogen ( penyebab penyakit )
Intervensi :
-
Berikan penyuluhan tentang resiko dan patogen
-
Hindarkan pasien dari penyebab infeksi
3. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan b/d
anoreksia, sering batuk dan dyspnea
Intervensi :
-
Tentukan kebutuhan kalori harian yang realis dan
adekuat, konsulkan pada ahli gizi
-
Berikan dorongan kepada pasien untuk sedikit makan
tapi sering dengan diit TKTP
Rasionalisasi :
-
Kebutuhan pasien dapat diketahui dengan pasti dan
kebutuhan terpenuhi
-
Dengan makan sedikit tapi sering dapat
meningkatkan masukan oral dan diit TKTP
dapat mengganti kalori,protein yang hilang serta meningkatkan regenerasi sel
yang rusak kerena infeksi.
4.
Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawat di rumah
Intervensi :
-
kaji tingkat pengetahuan pasien
-
jelaskan pentingnya higiene diri dan lingkungan
-
Jelaskan pentingnya untuk minim obat sesuai dengan
resep dokter atau sesuai dengan terapi.
Rasionalisasi :
-
Mempermudah penyampaian informasi
-
Pasian tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain
-
Pengobatan dapat berhasil maksimal
5.
Perubahan suhu tubuh b/d peningkatan metabolisme terhadap infeksi paru
Intervensi :
-
Kaji perubahan suhu tubuh pasien
-
Kurangi infeksi paru
-
Kolaborasi untuk pemberian anti piretik
Rasionalisasi
:
-
Mengetahui setiap perubahan suhu tubuh
-
Agar tidak terjadi peningkatan suhu tubuh secara
terus menerus
-
Untuk menurunkan suhu tubuh
6.
Kerusakan Transportasi O2 b/d intoleran aktivitas
Intervensi :
-
Kaji respon individu terhadap aktivitas
-
Anjurkan metode penghematan energi untuk aktivitas
Rasionalisasi :
-
Mengetahui/ identifikasi terhadap aktivitas klien
-
Energi yang dikeluarkan lebih minimal
C. EVALUASI
Kebersihan penatalaksanaan keperawatan pada klien tuberculosis mencakup :
1. Mencapai jalan nafas yang paten, mampu menangani
sekresi dengan memperbanyak masukan cairan, tekhnik batuk yang efektif.
2.
Menunjukan tingkat yang cukup tentang penyakit dan
cara penularanya.
3.
Memenuhi progam pengobatannya
4.
Berperan aktif dalam tindakan pencegahan
5.
Bebas dari Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner
& Suddarth.2001.Text Book of
Medical Surdical Nursing, Edisi 8
Volume 3, EGC :
Jakarta
2. Doengoes,Marlyn E.1999. Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat pasien. Alih bahasa :
I Made
Kariasa, Ni Made Suwarti, Edisi 3, EGC : Yakarta.
3. Price,Sylvia.A,1995.
Patofisiologi, Edisi 4 .EGC :
Jakarta
4.
Danusantoso,Halim.2000.Buku Saku Ilmu
Penyakit Paru.Jakarta : Hipokrates
Tidak ada komentar:
Posting Komentar