BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep
Dasar Keluarga
1.
Defisnisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI dalam Ali, 2006; h: 4).
Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara
anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN dalam sudiharto’ 2007; h:5).
2. Struktur
keluarga
Struktur
keluarga menurut effendy (1998; h: 33) terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a.
Patrilineal
yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b.
Matrilineal
yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.
Matrilokal
yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d.
Patrilokal
yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.
Keluarga
kawinan yaitu
hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau
istri.
3. Ciri
– ciri keluarga
a. Ciri keluarga
1)
Diikat dalam suatu tali
perkawinan.
2)
Ada hubungan darah.
3)
Ada ikatan batin.
4)
Ada tanggung jawab
masing-masing anggotnya.
5)
Ada pengambilan
keputusan .
6)
Kerjasama diantara
anggota keluarga .
7)
Komunikasi interaksi
antar anggota keluarga.
8)
Tinggal dalam satu
rumah.
b. Ciri keluarga Indonesia
1) Suami sebagai pengambil keputusan
2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3) Berbentuk monogram
4) Bertanggung jawab
5) Pengambil keputusan
6) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7) Ikatan kekeluargaan sangat erat
8) Mempunyai semangat gotong-royong
4. Bentuk
– bentuk keluarga
a.
TRADISIONAL
:
1) The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga
yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family
Keluarga
yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
3)
Keluarga
usila
Keluarga
yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga
tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga
luas/besar)
Keluarga
yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll).
6)
The
single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga
yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
7) Commuter family
Kedua
orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family
Keluarga
dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah
9)
Kin-network
family
Beberapa
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
10)
Blended
family
Keluarga
yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya
11) The single adult living alone /
single-adult family
Keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. NON-TRADISIONAL :
1)
The
unmarried teenage mother
Keluarga
yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2)
The
stepparent family
Keluarga
dengan orangtua tiri.
3)
Commune
family
Beberapa
pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual
cohabiting family
Keluarga
yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang
yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners).
6) Cohabitating couple
Orang
dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu.
7)
Group-marriage
family
Beberapa
orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga
inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga
menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga
yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
11)
Gang
Sebuah
bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Peran
Fungsi Keluarga
Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.
Peranan
anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota
keluarga
b.
Fungsi
Psikologis :
1)
Memberikan
kasih sayang dan rasa aman
2)
Memberikan
perhatian di antara anggota keluarga
3)
Membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)
Memberikan
identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat
3) perkembangan anak
4) Meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga
d. Fungsi ekonomi :
1)
Mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2)
Pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3)
Menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
(pendidikan, jaminan hari tua).
e.
Fungsi
pendidikan :
1)
Menyekolahkan
anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2)
Mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai
orang dewasa.
3)
Mendidik
anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Tugas
Keluarga
Pada dasarnya tugas
keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a.
Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya.
b.
Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada
dalam keluarga.
c.
Pembagian tugas masing-masing anggotanya
sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
e.
Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f.
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g.
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam
masyarakat yang lebih luas.
h.
Membangkitkan dorongan dan semangat para
anggotanya.
7.
Tahap – Tahap Kehidupan Keluarga
Tahapan kehidupan keluarga menurut Duvall dalam Effendy
(1998; h: 38) adalah sebagai berikut:
a.
Tahap
pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan,
yang dilanjutkan membentuk rumah tangga.
b.
Tahap
menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama adalah
mendapat keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan
bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.
Tahap
menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh,
mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bagi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya. Dan kondisinya masih
sangat lemah.
d.
Tahap
menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya,
tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan.karena tidak mengetahui mana yang
kotor dan mana yang bersih. Dan fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan budaya tersebut.
e.
Tahap
menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
Membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas anak sekolah
dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.
Tahap
menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
g.
Tahap
melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak
telah menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan
anak ke masyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya, dalam tahap ini
anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.
Tahap
berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh
kehidupan sendiri, tinggallah suami dan istri berdua saja. Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi dan bila tidak menerima kenyataan akan menimbulkan
depresi dan stres.
i.
Tahap
masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia dan
kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggal dunia yang fana ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar