Sabtu, 04 Februari 2017

MAKALAH IMD (INISIASI MENYUSUI DINI)





LANDASAN TEORI
 IMD



a.        Definisi IMD
IMD atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Jenny,2013;h.170). IMD merupakan progam yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Progam ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini berlangsung skin to skin (Sujiyatini dkk,2010;h.106-107).
Pilar utama dalam proses menyusui adalah inisiasi dini atau lebih dikenal dengan IMD. IMD di definisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari puting untuk segera menyusui. Jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah melahirkan. IMD sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun juga si ibu. Dengan demikian, sekitar 22% angka kematian bayi setelah lahir pada 1 bulan pertama dapat ditekan. Bayi disusui selama 1 jam atau lebih di dada ibunya segera setelah lahir. Hal tersebut juga penting dalam menjaga produktivitas ASI. Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan  itu akan meningkatkan produksi susu 2 kali lipat. Itulah bedanya isapan dengan perasaan (Nurheti,2010;h.25).
IMD dapat mencegah 22% kematian bayi dibawah usia 28 bulan di negara-negara berkembang. IMD saat bayi berusia dua hingga 24 jam pertama setelah lahir dapat mencegah 16% kematian bayi di bawah usia 28 hari. Menunda IMD akan meningkatkan resiko kematian pada masa neonatus, bayi usia 0-18 hari (yesie,2010;h.133).
Seseorang ibu yang memerlukan jahitan setelah melahirkan tetap dapat melakukan sentuhan kulit dengan bayinya. Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan terlihat sadar dan waspada serta memiliki refleks “rooting” (dekat) kepada ibunya. Kebanyakan bayi baru lahir sudah siap mencari puting dan menghisapnya dalam waktu satu jam setelah lahir. Bila diletakkan sendiri diatas perut ibunya, bayi baru lahir yang sehat akan merangkak keatas dengan mendorong kakinya, menarik dengan tangannya dan menggerakkan kepalanya hingga menemukan puting susu, ibu akan memproduksi oksitosin dalam kadar tinggi. Ini membantu kontraksi otot rahim sehingga rahim menjadi kencang dan perdarahan pun berkurang (yesie,2010;h.132).
Dalam istilah lain, IMD disebut juga sebagai proses Breast Crawl. Dalam sebuah publikasi oleh breastcrawl yang berjudul Breast Crowl: A Sclentific Overview, ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mempu menemukan sendiri puting ibunya dan mulai menyusu.
1)      Sensory inputs
Ini terdiri dari indra penciuman bayi yang sensitive terhadap bau khas ibunya setelah melahirkan, indra penglihatan karena bayi baru dapat mengenal pola hitam dan putih, bayi akan mengenali puting dan wilayah aerola payudara ibunya karena warna gelapnya, indra pengecap bayi mampu merasakan cairan amniotik yang melekat pada jari-jari tangannya sehingga ia suka menjilati jarinya sendiri saat baru lahir, indra pendengaran sejak dalam kandungan ia paling mengenal suara ibunya, dan indra perasa dilakukan melalui sentuhan kulit ke kulit. Ini adalah sensasi pertama antara ibu dan bayi yang memberi kehangatan dan rangsangan lainnya.
2)      Central component
Otak bayi yang baru lahir sudah siap untuk segera mengeksplorasi lingkungannya, dan lingkungannya yang paling dikenalnya adalah tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan karena jika terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang menyebabkan bayi yang langsung dipisah dari ibunya akan lebih sering menangis daripada bayi yang langsung ditempelkan ditubuh ibunya.
3)      Motor outputs
Gerak bayi yang merangkak diatas tubuh ibunya adalah gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain berusaha mencapai puting ibunya, gerakan ini juga memberi benyak manfaat untuk sang ibu, misalnya mendorong pelepasan plasenta dan mengurangi perdarahan pada rahim. Motor Outputs dalam prosedur IMD terdiri dari dua komponen utama yaitu kontak antar ibu dan bayi (skin to skin) dan upaya menyusu (sucking).
Bayi baru menunjukan kesiapannya dalam 30-40 menit setelah dilahirkan. Pada persalinan melalui operasi, inisiasi dini butuh waktu hingga lebih dari satu jam dengan tingkat keberhasilan 50%.

b.      Manfaat IMD
Menurut Yesie (2010) manfaat IMD untuk bayi dan ibu adalah:
1)      Untuk Bayi
a)      Menurunkan angka kematian bayi karena hipotermia (Bergman,2005;Bergstorm,2007).
b)      Menghangatkan bayi melalui dada ibu dengan suhu yang tepat (Franson A,2005;Berstorm,2007).
c)      Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi (Hanson L,2004).
d)     Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bekteri yanng aman. Bakteri ini lalu berkoloni di usus bayi dan menyaingu bakteri patogen (Hanson L,2004).
e)      Menyebabkan kadar glukosa darah bayi menjadi lebih baik pada beberapa jam setelah kelahiran.
f)       Pengeluaran mekonium lebih dini sehingga terjadi penurunan intensitas ikterus (kuning) pada bayi baru lahir.

2)      Untuk Ibu
a)      Ibu dan bayi menjadi lebih tenang (Kroger dan Smith,2004).
b)      Jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2 jam pertama (UNICEF,2007).
c)      Sentuhan, jilatan, usapan  pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin (UNICEF,2007;Mathhiesem et al,2001).
d)     Membantu menghentikan kontraksi rahim, mengurangi resiko perdarahan, dan mempercepat pelepasan plasenta (Sobhy,2004).
Beberapa manfaat lain IMD menurut Nurheti (2010;h.25-26) adalah sebagai berikut:
                                                  a)      Ketika bayi diletakkan di dada ibunya, ia berada tepat diatas rahim ibu. Hal itu membantu menekan plasenta dan mengecilkan  rahim ibu. Dengan begitu, perdarahan ibu akan berhenti karena ada kontraksi rahim. Setiap 2 jam, ada ibu meninggal karena perdarahan. Kalau semua melakukan IMD maka akan ada penurunan angka perdarahan, IMD berlangsung minimal 1 jam dengan posisi bayi melekat di dada ibunya. Kalau belum mendekat ke puting susu ibunya maka tambahkan satu setengah jam lagi. Kata kuncinya adalah “segera”.
                                                  b)      Rasa kasih sayang meningkat karena adanya kontak langsung keduanya (kulit dengan kulit).
                                                  c)      Ambang nyerinya akan meningkat sehingga tidak gampang sakit waktu IMD.
                                                 d)      Bayi yang dapat menyusu dini dapat dengan mudah menyusu kemudian hari, sehingga kegagalan menyusui akan jauh berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan menurunkan kematian (Sujiyatini,dkk,2010).
                                                  e)      Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan terjadinya perdarahan. (Sujiyatini,dkk,2010).
                                                   f)      Dapat memotivasi dan memulai ASI eksklusif, dengan peristiwa IMD yang berjalan 1 jam dapat berpengaruh pada masa depan si bayi.
Menurut Nurheti (2010;h.26) dalam  perkembangannya, semua bayi akan melalui 5 tahapan yang sama saat IMD, antara lain:
a)      Adaptasi  melek  merem, yakni  ketika bayi berhadap-hadapan dengan ibunya.
b)      Sesudah bayi tenang baru  mengecap bagian atas telapak  tangannya. Bau di telapak tangan tersebut mirip dengan ASI yang akan keluar. Jadi, bau ini memandu  bayi untuk mencari puting susu  ibunya.
c)      Menekan di atas perut tepat diatas rahim guna menghentikan perdarahan. Hal tersebut dapat membantu mengecilkan kontraksi rahim.
d)     Waktu  merayap, bayi akan  menekan payudara dan hal tersebut akan  merangsang  susu  keluar. Sambil  bergerak, ia akan menjilat. Dengan jilatannya itu, ia mengambil  bakteri  dari  kulit  ibunya. Seberapa banyak ia menjilat, Cuma  ia yang  tahu  berapa kebutuhannya akan bakteri yang  masuk ke pencernaannya itu dan menjadi bakteri lactobacillus.

c.         Langkah IMD dalam Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Jenny (2013;h.173-174) langkah-langkah IMD yang harus dilakukan saat memberikan asuhan bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
Langkah 1: lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
1)      Catat waktu kelahiran bayi
2)      Letakkan bayi di perut bawah ibu
3)      Kaji bayi apakah diperlukan resusitasi atau tidak (2 detik).
4)      Bila tidak perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari wajah, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks. Setelah kering, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem.
5)      Hindari mengeringkan tangan bayi.
6)      Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Penghisapan lendir di dalam mulut atau hidung bayi dapat merusak selaput lendir dan meningkatkan resiko infeksi pernafasan.
7)      Periksa kembali uterus untuk memastikan hamil tunggal. Kemudian suntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada ibu, dan jaga bayi tetap hangat.
Langkah II : lakukan kontak kult dengan kulit selama paling sedikit 1 jam
1)      Setelah tali pusat di potong dan diikat, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga menempel di dada ibu, tetapi lebih rendah dari puting.
2)      Kemudian, selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
3)      Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam, mintalah ibu untuk memeluk dan membelainya. Bila perlu, letakkan bantal dibawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-60 menit.
4)      Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu.
5)      Selama kontak kulit tersebut, lanjutkan dengan langkah manajemen aktif kala III persalinan.
Langkah III : biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai menyusu.
1)      Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu.
2)      Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi supaya bayi menyusu. Misalnya, memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit, bayi cukup menyusu di satu payudara.
3)      Menunda semua asuhan BBL lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu. Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah hipotermi.
4)      Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi akan berhenti menelan dan melepaskan putting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian diselimuti dengan kain bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, mengoleskan salep antibiotic pada mata bayi, dan memberikan suntikan vitamin K.
(1)   Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit.
(2)   Jika bayi belum melakukan insiasi menyusu dini dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke dalam ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan BBL (pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K) kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu.
5)      Kenakan pakaian pada bayi, atau tetap jaga kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka pakaiannya, kemudian telungkupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat kembali.
6)      Satu jam kemudian, berikan bayi suntikan hepatitis B pertama.
7)      Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruang yang sama. Letakkan kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi dapat menyusu sesering keinginannya.

d.        Proses IMD
Menurut Sujiyatini,dkk (2010;h.107-108) proses IMD sebagai berikut:
1)      Setelah bayi lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
2)      Bayi kemudian di tengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
3)      Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
4)      Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
5)      Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit si ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
6)      Setelah selesai meyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
7)  Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja sibayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

1 komentar: