LANDASAN TEORI
BBLR
A.
DEFINISI
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram tanpa memandang masa kehamilan.Bayi yang berada dibawah persentil 10
dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonates dengan berat badan lahir
kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut premature (Atikah
dan Cahyo, 2010 ; h.1 )
Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low
Birth Weight Infants (BBLR).
Sedangkan pada tahun 1970, kongres European perinatal medicine II yang diadakan d london juga
diusulkan definisi untuk mendapatkan keseragaman tentang maturitas bayi lahir,
yaitu sebagai berikut :
1.
Bayi
kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259)
2.
Bayi
cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259- 293)
3.
Bayi
lebih bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
BBLR sendiri dapat dibagi menjadi 2 golongan, bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gram dan
berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan berat lahir kurang
1000 gram. (Atikah dan Cahyo,2010;h.2)
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi baru lahir ( usia kehamilan 38 minggu ) tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya yaitu tidak mencapai 2.500
gram. ( Atikah dan Cahyo, 2010 ; h.2)
B.
Tanda Tanda BBLR
Menurut
Atikah dan Cahyo (2010 ;h 3-4) Bayi yang
lahir dengan berat badan rendah mempunyai cirri-ciri :
1.
Umur
kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2.
Berat
badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
3.
Panjang
badan sama dengan atau kurang dari 46cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang
dari 33cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
4.
Rambut
lanugo masih banyak
5.
Jaringan
lemak subkutan tipis atau kurang
6.
Tulang
rawan daun telinga belum sempurna pertumbunhannya
7.
Tumit
mengkilap, telapak kaki halus
8.
Genetalia
belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labiamayora, klitoris menonjol
(pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan
rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
9.
Tonus
otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
10.
Fungsi
syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
11.
Jaringan
kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih
kurang
12.
Verniks
kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada
C.
Klasifikasi BBLR
Ada
beberapa cara dalam mengkelompokan bayi BBLR , yaitu :
1.
Menurut
harapan hidupnya :
a.
Bayi
baru lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500
b.
Bayi
berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 100- 1500 gram
c.
Bayi
berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram
2.
Menurut
masa gestasinya :
1.
Prematuritas
murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu an berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2.
Dismaturitas
: bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
D.
ETIOLOGI
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR
Menurut Atikah dan Cahyo (2010; h. 5-7 )
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu :
1.
Faktor
ibu :
a.
Penyakit
:
Mengalami
komplikasi kehamilan, seperti : anemia sel berat, perdarahan ante partum,
hipertensi, preeklamsia berat, eklamsia, infeksi selama kehamilan (infeksi
kandung kemih dan ginjal)menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual, HIV/AIDS,malaria, TORCH
b.
Ibu
:
1)
Angka
kejdian
prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia<20 tahun atau lebih dari
35 tahun.
2)
Kehamilan
ganda (multi gravid)
3)
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun). Mempunyai
riwayat BBLR sebelumnya
a)
Keadaan sosial ekonomi :
·
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi rendah
·
Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat
·
Keadaan
gizi yang kurang baik
·
Pengawasan
antenatal yang kurang
b)
Sebab lain :
·
Ibu
perokok
·
Ibu
peminum alcohol
·
Ibu
pecandu obat narkotik
·
Penggunaan
obat antimetabolik
2.
Faktor
janin :
a.
Kelainan
kromosom (trisomy autosomal)
b.
Infeksi
janin kronik (inklusi sitomrgali, rubella bawaan)
c.
Disautonomia
familial
d.
Radiasi
e.
Kehamilan
ganda / kembar (gemeli)
f.
Aplasia
pankreas
3.
Faktor
plasenta :
a.
Berat
plasenta berkurang atau berongga keduanya (hidramnion)
b.
Luas
permukaan berkurang
c.
Plasentitis
vilus (bakteri, virus dan parasite)
d.
Infark
e.
Tumor (korioangioma,
mola hidatidosa)
f.
Plasenta
yang lepas
g.
Sindrom
plasenta yang lepas
h.
Sindrom
transfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik)
4.
Faktor
lingkungan
a.
Bertempat
tinggal di dataran tinggi
b.
Terkena
radiasi
c.
Terpapar
zat beracun
Berdasarkan
tipe BBLR penyebab terjadinya bayi BBLR dapat digolongkan menjadi sebagai
berikut :
1.
BBLR
tipe KMK, disebabkan oleh
a.
Ibu
hamil yang kekurangan nutrisi
b.
Ibu
memiliki hipertensi, preeklamsi, atau anemia
c.
Kehamilan
kembar, kehamilan lewat waktu
d.
Malaria
kronik, penyakit kronik
e.
Ibu
hamil merokok
2.
BBLR
tipe prematur, disebabkan oleh :
a.
Berat
badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembar
b.
Pernah
melahirkan bayi premature sebelumnya
c.
Cervical
imcompetenece (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu menahan berat bayi dalam
rahim)
d.
Perdarahan
sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage)
e.
Ibu
hamil yang mengalami sakit
f.
Kebanyakan
tidak diketahui penyebabnya
E. PATOFISIOLOGIS
TERJADINYA BBLR
BBLR merupakan keadaan dimana bayi
baru lahir mengalami berat badan kurang dari normal. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu dari ibu dan janin sendiri seorang ibu
yang memiliki kelainan pada fungsi organ dan system peredaran darah akan menyebabkan
sirkulasi ibu ke janin terganggu sehingga akan mengakibatkan pasokan nutrisi,
volume darah dan cairan dari ibu ke janin
akan sangat minim ini akan mengakibatkan pertumbuhan janin dalam rahim akan
terganggu dengan demikian akan , dan mengakibatkan berat badan bayi kurang dari
normal
Faktor janin sangat
mempengaruhi kemungkinan berat badan lahir bayi dimana jika ada gangguan pada
fungsi plasenta, liquor amni, tali
pusat dan fungsi organ tubuh janin akan mengakibatkan penerimaan terhadap
kebutuhan yang diperoleh dari ibu tidak optimal sehingga mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan organ menjadi terhambat yang akan mengakibatkan
bayi lahir dengan berat badan rendah. Selain
itu juga bayi-bayi yang lahir pada usia kehamilan preterm juga akan lahir dengan
berat badan rendah.
F.
PENATALAKSANAAN PADA BAYI BBLR
Menurut Atikah dan Cahyo (2010 ; h. 32-35 )
1.
Mempertahankan
suhu tubuh bayi
Bayi
dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam inkubator. Inkubator
yang modern dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembabannya agar bayi
dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat diatur,
serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator
dibersihkan.
2.
Pengaturan
dan pengawasan intake nutrisi
Asi
(Air Susu ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu menghisap. ASI
merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI adalah pilihan yang harus
didahulukan untuk diberikan.ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi
yang tidak cukup menghisap. Bila faktor
menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan lahan atau dengan memasang sonde
ke lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/kgBB/hari. Jika ASI
tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan susu
formula yang komposisinya mirip ASI atau susu formula khusus bayi BBLR.
3.
Pencegahan
infeksi
Memberikan
perlindungan terhadap bayi BBLR dari bahaya infeksi.Oleh karena itu, bayi BBLR
tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker
dan baju khusus dalam penanganan bayi, perawatan luka tali pusat, perawatan
mata, hidung, kulit, tindakan aseptik dan
antiseptik alat-alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien dibatasi,
rasio perawat pasien ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang
terlalu lama, ,mencegah timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotik
yang tepat.
4.
Penimbangan
berat badan
Perubahan
berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
5.
Pemberian
oksigen
Ekspansi
paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsistensi O2 yang diberikan sekiar 30-35 %
dengan menggunakan head box,
konsentrasi O2 jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
6.
Pengawasan
jalan nafas
Bayi
BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi selama proses
kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko
mengalami serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat
memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari plasenta.Dalam
kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera setelah lahir
(aspirasi lender), dibaringkan pada posisi miring, merangsang pernapasan dengan
menepuk atau menjenik tumit.
G. UPAYA
PENCEGAHAN PADA BBLR
a.
Melakukan
ANC yang baik
b.
Meningkatkan
gizi masyarakat
c.
Tingkat
penerimaan gerakan KB
d.
Anjurkan
ibu untuk lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat
baring bila terjadi keadaan yang menyimpang peraturann normal kehamilan
e.
Tingkat
kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar